Sabtu, 15 Oktober 2022

Pelanggaran Yang Mematikan

 Nats bacaan: 1 Sam2:12-17  dan 1 Sam 2: 22-25

Shalom....! 

Pernahkah anda mendapatkan tilang elektronik? Anda seakan-akan tidak melakukan pelanggaran pada saat melakukannya, tetapi diberikan sanksi tilang beberapa waktu kemudian?

Mau marah, kesal, atau protes? Tidak akan mengubah keadaan, karena kamera pemantau lalu lintas itu bekerja dengan artifisial intelejensi. Hanya akan menafsirkan salah sebagai salah, benar sebagai benar!

Judul renungan kita kali ini adalah "Pelanggaran Yang Mematikan". Pelanggaran yang membuat Tuhan murka sehingga menjatuhkan hukuman. Pelanggaran yang mematikan adalah dosa, kejahatan, dan perbuatan yang tidak bisa ditolerir di hadapan Tuhan. Biasanya, pelanggaran yang mematikan terjadi secara berulang-ulang,terus-menerus, dan sistematis.

Kita akan belajar memahami mengenai pelanggaran yang mematikan. Tujuannya adalah agar kita tidak terjatuh, terjerat, dan terbiasa melakukannya.

Lalu, perbuatan apakah yang termasuk di dalam kategori pelanggaran yang mematikan?

#1. Memandang Rendah Korban Untuk Tuhan (1 Sam 2:12-17)

Mari Kita Baca Bersama, 1 Sam 2:12-17 "Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila ; mereka tidak mengindahkan  TUHAN, 2:13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging  itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya 2:14 dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo. 2:15 Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja." 2:16 Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak  itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan." 2:17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah  korban untuk TUHAN.
 
Ada hal yang kontras di sini. Anak-anak Eli melayani Tuhan tetapi mereka adalah orang-orang yang tidak mengindahkan Tuhan. Para pelayan Tuhan ini justru mengindahkan diri sendiri dibandingkan dengan mengindahkan Tuhan sendiri.

Para putra Eli menjadi imam yang jahat di rumah Allah. Mereka menggunakan kedudukan mereka sebagai kesempatan untuk memuaskan keserakahan dan kebejatan seksual mereka (ayat 1Sam 2:13-17,22; bd. Fili 3:17-18). Ayah mereka, Eli, imam besar, menolak untuk mendisiplin mereka atau memecat mereka dari jabatan sebagai imam.
 
Mari kita perhatikan bagaimana mereka mendang rendah korban untuk Tuhan.
  • orang-orang dursila adalah orang jahat, bejat,dan bobrok.
  • mereka tidak mengindahkan Tuhan
  • tidak menghargai batas hak para imam 
  • Mengambil yang bukan bagiannya 
  • Mengambil dengan kekerasan
Imam-imam ini memilih untuk mementingkan perut sendiri, keinginan sendiri,dan keputusan sendiri sebagi lebih tinggi daripada ketetapan sendiri. Imam-imam anak Eli ini lebih memilih mementingkan diri sendiri dibandingkan dengan mementingkan Tuhan.
 
Para imam-imam ini tidak menghargai batas hak para imam. Padahal sudah jelas, korban itu harus dipersembahkan lebih dahulu kepada Tuhan. Tetapi mereka malah meminta bagian terbaik, sesuka hati, dan sesuai selera sendiri.
 
Tentu, hal seperti ini menjadi catatan yang harus dipahami dengan baik oleh para hamba Tuhan. Ada batas hak yang bisa menjadi bagian para imam dan ada bagian hak yang mutlak milik Tuhan!    

Anak-anak Eli mengambil yang bukan bagiannya. Mereka merasa tidak cukup dengan bagian yang diberikan kepada mereka, sehingga malah mengambil bagian Tuhan sendiri.  

Meskipun diingatkan, justru para imam-imam ini tidak mendengarkan. Mereka memutuskan untuk mengabaikan prinsip dan ketetapan yang berlaku.Alih-alih mendengarkan,justru anak-anak Eli memberikan ancaman dengan kekerasan!

Kejahatan, kebejatan, dan kebobrokan anak-anak Eli sungguh luar biasa parah. Mereka melakukan apa yang diinginkan tanpa perasaan bersalah, tanpa perasaan enggan dan segan akan Tuhan sendiri. 

Firman Tuhan menegaskan bahwa dosa anak-anak Eli adalah SANGAT BESAR! Lebih dari BESAR. Mari kita baca, 1 Sam 2: 17 "Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah  korban untuk TUHAN."
 
Dampak dosa yang sangat besar yaitu memandang rendah korban untuk Tuhan merupakan pelanggaran yang mematikan. Karena dampaknya sangat jelas yaitu kematian! Mari kita baca bersama  1 Sam 4:11 "Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas."

Bagaimana cara kita dalam memberikan persembahan kepada Tuhan? Bagaimana cara para imam mengelola persembahan? Korban persembahan itu sebagian milik para imam, tetapi sebagian mutlak milik TUHAN.

Jadi, imam-imam yang memandang rendah korban untuk Tuhan merupakan imam-imam yang jahat di mata Tuhan. Pribadi-pribadi yang memandang rendah korban untuk Tuhan adalah pribadi-pribadi yang jahat di hadapan Tuhan.
 
Jarak antara Perbuatan Dosa Dan Hukuman 
 
Hukuman atas dosa dapat serta merta dilakukan pada saat itu juga. Hukuman atas dosa juga bisa dilakukan di kemudian hari. kadang ada jarak antara dosa dengan hukuman. Kadang hukuman serta merta diberikan Tuhan. 
 
Mari kita baca bersama, Pengkhotbah 8:11  "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat."
 
Adanya jarak antara hukuman dan dosa ini membuat hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat. Padahal, jarak ini bisa jadi diberikan oleh Tuhan sebagai kesempatan untuk bertobat dan mengakui dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan!
 
Ilustrasi 
Seorang pengusaha sukses pernah mengungkapkan keberatannya untuk memberikan persembahan ke gerejanya. Menurutnya, jika persembahan diberikan sesuai dengan penghasilannya, maka hamba Tuhan akan kaya. Hal ini karena jumlah penghasilannya sangat besar.
 
Seiring waktu berjalan, pengusaha ini akhirnya mengalami proses Tuhan. Bisnisnya mengalami kebangkrutan sehingga dia menjadi jatuh miskin! 

Jangan memandang rendah korban untuk Tuhan. Hal ini berlaku universal, baik bagi hamba Tuhan maupun bagi jemaat Tuhan. 

Renungan: Bagaimana cara kita dalam memandang korban untuk Tuhan? Apakah kita menyadari batas hak kita dan batas hak Tuhan? 
verjalaan-bersama-tuhan-yesus-hindari-pelanggaran-yang-mematikan

#2. Memandang Rendah Kekudusan (1 Sam 2:22)

Mari kita baca bersama 1 Sam 2:22 "Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan.
 
Eli mendengarkan segala sesuatu pelanggaran, dosa,dan kejahatan anak-anaknya. Eli tahu dengan kebejatan moral anak-anaknya yang tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu kemah pertemuan.
 
Dosa seks dan percabulan adalah hal yang menjijikkan bagi Tuhan. Dosa seksual adalah kebejatan moral yang mengerikan. Hal ini berlaku pada masa itu dan tetap akan masih berlaku selama manusia hidup.
 
Hofni dan Pinehas, anak-anak Eli, imam-imam yang seharusnya menjaga kekudusan justru memandang rendah kekudusan. Parahnya, mereka melakukannya dengan wanita-wanita yang melayani di depan pintu kemah pertemuan.
 
Mengapa memandang rendah kekudusan merupakan pelanggaran yang mematikan? Karena percabulan di hadapan Tuhan adalah kebejatan.
 
Dosa percabulan adalah dosa multi dimensi. Dosa percabulan menyebabkan keterikan yaitu menjadi satu tubuh dan menjadi satu daging. Dosa percabulan juga merupakan dosa untuk diri sendiri. 
 
Pemahaman ini sangat tegas dengan membaca 1 Kor 6:16-18  "Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh e  dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan !  Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.  
 
Kekudusan adalah suatu gaya hidup yang harus diperjuangkan di dalam hidup kita. Karena standar kekudusan di dalam kekristenan sangat tinggi. Bahkan, hanya dengan berpikir saja sudah merupakan percabulan di hadapan Tuhan.
 
Mari kita baca bersama Ibrani 12:14,"Berusahalah hidup damai dengan semua orang  dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. 
 
Ilustrasi
Perempuan yang kedapatan berzinah di bawa kehadapan Tuhan Yesus. Tujuannya adalah agar dihukum mati sesuai dengan hukum taurat. Ketika Tuhan Yesus meminta orang yang paling tidak berdosa untuk memberikan hukuman terlebih dahulu, malah mereka pergi meningggalkan Tuhan Yesus dan wanita yang berdosa. 
 
Lalu, Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8: 10-11)

Wanita yang berdosa ini diampuni oleh Tuhan dan diperintahkan untuk tidak berbuat dosa lagi! 

Hofni dan Pinehas memandang rendah kekudusan,sehingga mereka mendapatkan hukuman dari Tuhan. Wanita kedapatan berzinah diampuni oleh Tuhan dan diperintahkan untuk tidak berbuat dosa lagi.

Renungan: Sudahkah kita mengejar kekudusan di dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita?

#3. Menyebabkan umat Tuhan melakukan pelanggaran (1 Sam 2:23-25a)

Mari kita baca bersama, 1 Sam 2: 23-25a," berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu ? Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran. Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?"

Imam-imam Anak Eli bukan hanya berbuat dosa pada diri sendiri, pada sesama,dan pada Tuhan. Justru mereka menjadi contoh sehingga mengakibatkan kebobrokan semakin parah. 

Para hamba Tuhan adalah role model bagi jemaat. Para hamba Tuhan adalah contoh atau teladan yang diikuti oleh jemaat. 

Para pemimpin adalah para pemberi teladan dalam semua aspek. Coba anda perhatikan jemaat di berbagai gereja,  maka anda akan menemukan jemaat memiliki kecendrungan untuk meniru para hamba Tuhan di gereja itu.

Persoalan muncul ketika contoh yang diberikan adalah contoh buruk. Pengikut akan meniru contoh ini juga di dalam kehidupan mereka.

Pepatah mengatakan, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Burung akan terbang dengan burung yang berwarna sama.

Tentu, tidak mudah untuk menjadi teladan. Tetapi standar teladan hidup para imam seharusnya adalah standar yang benar dan unggul, sehingga para pengikut juga akan berusaha melakukan hal yang sama.

 Ilustrasi

Berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh bangsa Israel di padan gurun mengakibatkan hukuman yang mengerikan.Semua orang dewasa yang berangkat dari Mesir meninggal di dalam perjalanan. Hanya 2 orang yaitu Kaleb dan Yosua yang diizinkan oleh Tuhan untuk masuk ke Kanaan. Bahkan, Musa sendiri tidak diperkenankan memasuki Tanah Kanaan!

Ilustrasi 

Tancredo Neves adalah seorang Presiden Brazil terpilih pada tahun 1985. Pada saat kampanye mengatakan bahwa bila dirinya mampu meraih suara 500.000 maka tidak ada yang dapat menghentikannya menjadi Presiden Brazil. Bahkan, Tuhan sendiri tidak akan mampu menghalanginya.
 
Benar, Tancredo Neves akhirnya terpilih menjadi presiden Brazil. Tetapi, Tancredo Neves meninggal dunia sebelum resmi dilantik menjadi Presiden Brazil. 

Tuhan tidak membiarkan diriNya disepelekan, direndahkan,dan dipermainkan. masyarakat Brazil memang memilih Tancredo Neves, tetapi Tuhan mampu menghalanginya!

Mari kita baca bersama, Yesaya 59:1-2, "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. 
 
Mari kita belajar memahami bahwa dosa, kejahatan,dan pelanggaran adalah masalah yang merintangi pertolongan Tuhan. Kejahatan, dosa, dan pelanggaran menjadi tembok pemisah anara kita dengan Tuhan. Sebelum dosa itu diselesaikan maka selama itu pula Tuhan menjaga jarak dengan doa-doa kita!
 
Renungan: Apakah kita masih memiliki dosa atau pelanggaran yang belum dibereskan? Adakah pelanggaran yang kita lakukan yang justru menutup pintu pertolongan Tuhan?




























#4. Mengabaikan Teguran Yang Membangun (1 Sam2:23, 25b)

1 Sam 2 : 22, "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu ? Janganlah begitu, anak-anakku.
Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka















Tidak mendengarkan sama dengan tidak patuh, mengabaikan, tidak taat. Tidak mendengarkan berarti melakukan tindakan yang sebaliknya.
 
Eli sudah memperingatkan. Sudah menegur. Sudah menasehati. Sudah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan sebagai seorang ayah dan pemimpin. 
 
Namun, Hofni dan Pinehas memilih untuk tidak taat. Memutuskan untuk mengabaikan, tidak mendengarkan, dan tetap melakukan sesuai kehendak sendiri. 

Rehabeam mengabaikan nasehat yang baik dari para tua-tua, tapi mendengarkan nasehat yang keliru dari teman-temannya. Dampaknya? Israel pecah menjadi dua bagian Israel Utara dan Israel Selatan!

Orang yang tidak mau mendengarkan nasehat,teguran dan anjuran yang baik merasa bahwa dia yang paling benar. Orang yang tidak mau mendengarkan orang lain merasa bahwa justru orang lain itulah yang keliru. orang yang tidak mau mendengarkan nasehat adalah orang yang besar kepala, sombong dan bebal.

Ingatlah bahwa kesombongan mendahului kejatuhan. Keras kepala mengakibatkan permasalahan. Dosa, kejahatan, dan  kebejatan yang terus-menerus diulangi  merupakan pelanggaran yang mematikan.
 
Ilustrasi: 
Yunus melarikan diri ke Tarsus, padahal diperintahkan untuk berangkat ke Niniwe. Apa yang terjadi? Badai mengamuk sehingga ia harus dilemparkan ke lautan luas.

Ada jalan yang disangka orang  lurus , tetapi ujungnya menuju maut. (Amsal 14:12, 16:25). 

Mari kita baca, Wahyu 3: 19 “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;  sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”

Orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan justru akan ditegur, diingatkan, dan diperintahkan untuk merendahkan hati menerima masukan. Orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan justru akan diperintahkan untuk bertobat karena peka akan suara Tuhan!

Renungan: Apa respon kita terhadap teguran, nasehat, dan masukan yang membangun? Apakah kita malah marah, emosi,dan kesal kepada orang yang memberikan masukan sesuai firman Tuhan?

Kesimpulan Pelanggaran yang Mematikan

Pelanggaran yang mematikan adalah pelanggaran yang dilakukan terus-menerus, diulang-ulang dan sistematis.
 
Pelanggaran yang mematikan  dapat dilakukan dengan merendahkan korban untuk Tuhan, merendahkan kekudusan, menyebabkan orang lain berdosa, dan tidak mendengarkan nasehat yang membangun. 
 
Mari kita belajar hidup memuliakan Tuhan dengan menghormati korban untuk Tuhan, menjaga kekudusan, menyebabkan orang lain bertobat, dan mendengarkan nasehat yang membangun. Tuhan Yesus memberkati. (Yogyakarta, Oktober 2022) 

 

 


 

 

 


 


0 komentar:

Posting Komentar