Jumat, 21 Oktober 2022

Cara Keluar Dari Krisis

Nats Bacaan: Kej 43:11-14

Syalom, bagaimana kabarnya Bapak/Ibu?

Tolong angkat tangan bagi anda yang tidak memiliki masalah saat ini. Apakah ada Bpk/Ibu yang mengangkat tangan?

Sabtu, 15 Oktober 2022

Pelanggaran Yang Mematikan

 Nats bacaan: 1 Sam2:12-17  dan 1 Sam 2: 22-25

Shalom....! 

Pernahkah anda mendapatkan tilang elektronik? Anda seakan-akan tidak melakukan pelanggaran pada saat melakukannya, tetapi diberikan sanksi tilang beberapa waktu kemudian?

Senin, 10 Oktober 2022

Menjadi Teladan Hidup

menjadi teladan hidup berjalan bersama Tuhan Yesus
Menjadi Teladan Hidup

Nats Bacaan: 2 Kor 10:7-11

Menjadi Teladan Hidup berarti menjadi contoh, pola, model, seseorang yang akan ditiru atau akan diikuti oleh orang lain. Menjadi Teladan Hidup berarti menjadi panutan, acuan, dan tipikal yang baik pantas untuk diikuti oleh orang lain.

Selasa, 04 Oktober 2022

Mengatasi Masalah Dengan Benar

 berjalan-bersama-tuhan-yesus-mengatasi-masalah-dengan-benar-amen-ministry


Shalom...! Judul renungan  adalah Mengatasi Masalah Dengan Benar. Mengapa penting? Karena sebagian orang mengatasi masalah dengan masalah baru. Sebagian lainnya berusaha menghindari masalah. Sebagian lainnya mengatasi masalah dengan cara memendam masalah. 

Apakah dengan cara mengatasi masalah seperti itu dapat menuntaskan masalah? Tentu, kita sepakat bahwa masalah justru akan tambah runyam. Karena itu, mengatasi masalah harus ditempuh dengan menghadapi sumber masalahnya, bukan?

Pernahkah anda mendengar slogan,"Mengatasi Masalah Tanpa Masalah?" Sebagian di antara anda mungkin pernah mengalami situasi ini. Karena sesuatu dan lain hal harus berurusan dengan "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah."

 Nats Bacaan: Kej.43: 16-23  

Kej 43:16 Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini." 43:17 Orang itu melakukan seperti yang dikatakan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf. 43:18 Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil." 43:19 Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah: 43:20 "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan,  43:21 tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali. 43:22 Uang lain kami bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami." 43:23 Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara mengatasi masalah dengan benar? Bagaimana supaya masalah dapat diselesaikan secara tuntas? Bagaimana cara pandang yang benar untuk mengatasi masalah?

#1.Masalah yang belum dibereskan tidak akan selesai (Kej. 43:16-18)

Kej 43:16-18  Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini." 43:17 Orang itu melakukan seperti yang dikatakan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf.

43:18 Lalu ketakutanlah  orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf.  Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap  dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil."

Yusuf memiliki maksud baik untuk menjamu saudara-saudaranya. Yusuf memiliki tujuan istimewa untuk menyajikan yang terbaik bagi saudara-saudaranya. Yusuf memiliki rencana spesial untuk memberikan penyambutan khusus bagi saudara-saudaranya.

Tetapi, ternyata, rencana baik, tujuan istimewa, dan rencana spesial disalahartikan oleh saudara-saudaranya. 

Alih-alih bangga diperlakukan dengan cara baik, justru saudara-saudara Yusuf malah ketakutan. Alih-alih merasa istimewa disajikan jamuan istimewa, justru saudara-saudaraYusuf malah merasakan kecemasan. Alih-alih bahagia dijamu di rumah, justru saudara-saudara Yusuf malah merasa terancam.

Mengapa? Karena masalah sebelumnya belum dibereskan. Masalah uang yang dimasukkan ke dalam karung belum dituntaskan. Masalah penjualan Yusuf kepada saudagar Midian orang Ismael belum selesai. 

Masalah yang belum dibereskan akan terus mengganggu. Masalah yang belum dibereskan akan terus menghantui. Masalah yang belum dibereskan akan terus menyiksa. Masalah yang belum dibereskan akan membuat kita terus-menerus merasa bersalah.

Masalah tidak akan selesai hanya dengan dibiarkan. Masalah tidak akan selesai seiring waktu yang berlalu. Masalah tidak akan selesai karena terselesaikan sendiri.

Justru, masalah yang belum dibereskan akan terus menerus membuat perasaan senantiasa was-was. Masalah yang belum dibereskan akan menyebabkan ketidaknyamanan. Masalah yang belum dibereskan akan menghasilkan mindset negatif.

Meskipun Yusuf melakukan hal yang baik, saudara-saudaranya berpikir,"Jangan-jangan.....!

Walaupun Yusuf bermaksud baik, saudara-saudaranya berpikir," Hal ini karena....!

Masalah yang tidak deselesaikan tidak akan pernah selesai! Masalah yang tidak dituntaskan akan menambah masalah baru. Masalah yang tidak dibereskan akan menumpuk!

Masalah bisa jadi karena dosa, kesalahan, kegagalan. Masalah bisa jadi terjadi karena perbuatan yang keliru, perkataan yang menyakitkan, atau upaya untuk menghancurkan orang lain. Masalah bisa jadi adalah karena terjerat utang, masalah perdukunan, masalah seksualitas.

Tentu, masalah anda sendiri anda yang tahu. Bisa jadi orang lain tahu sebagaian. Tetapi, masalaah yang sesungguhnya, dosa yang sesungguhnya, pelanggaran yang sesungguhnya, atau kejahatan yang sesungguhnya diketahui oleh Tuhan dengan terang benderang!

 

Berjalan-bersama-Tuhan-Yesus-mengatasi-masalah-dengan-benar

  

Ilustrasi

Kisah suami istri asal Jepang, Otou Katayama dan Yuni Katayama adalah kisah modern yang membuktikan betapa masalah yang tidak dibereskan tidak akan tuntas. Dilansir dari Mirror, Otou Katayama tidak pernah berbicara kepada istrinya Katayama Yumi selama 20 tahun!

Meskipun Yumi berbicara secara normal kepada suaminya, Otou Katayama hanya menjawab dengan gelengan atau anggukan kepala! Hal yang mengejutkan adalah masalah ini terjadi Otou Katayama merasa tidak diperhatikan dan cemburu karena istrinya memberikan perhatian lebih kepada anak-anak mereka! 

Renungan: Masalah apakah yang belum kita bereskan sehingga senantiasa menggangu dan membuat was-was? Adakah dosa, kejahatan, keburukan, kejelekan, utang, perkataan, iri hati, kecemburuan yang harus kita tuntaskan supaya kita memiliki perspektif hidup yang lebih baik?

#2.Masalah dapat diselesaikan dengan pengakuan (Kej. 43:19-21)

Kej 43:19 Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah:  

Kej 43:20 "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, 43:21 tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengaku adalah menyatakan (menganggap) dirinya. (2) membenarkan.(3) menerima dan menyatakan. (4) menanggung (akan). (5) menyanggupi.menganggap.

Mengaku dosa berarti menyatakan bahwa diri sendiri berdosa. Mengaku salah berarti membenarkan terjadinya kesalahan. Mengaku kesalahan berarti menerima dan menyatakan rasa bersalah. Mengakui kejahatan berarti menanggung atas kejahatan yang telah dilakukan. Mengakui kekeliruan berari menyanggupi atau menganggap diri sendiri sebagai keliru.

Pemberesan masalah mulai terjadi ketika saudara-saudara Yusuf mengambil keputusan untuk mengakui kesalahan. Pemberesan masalah mulai  terjadi ketika saudara-saudara Yusuf memberanikan diri mengakui kekeliruan. Pemberesan masalah mulai terjadi ketika saudara-saudara Yusuf menyatakan kondisi yang sebenarnya dengan jujur.

Pemberesan juga dapat terjadi pada kita ketika kita mengakui dosa-dosa kita. Ketika kita mengakui kesalahan-kesalahan kita. Ketika kita mengakui kejahatan kita.Ketika kita mengakui keburukan kita. Ketika kita mengakui peran kita dalam dosa, kesalahan, maupun kejahatan.

Pengakuan akan dosa itu melegakan jiwa. Pengakuan akan dosa itu memerdekakan. Pengakuan akan dosa itu menenangkan. Pengakuan akan dosa itu membebaskan!

Mari kita baca Amsal 28:13, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."

Apakah anda mau terus-menerus apes, buntung dan tidak beruntung? Apakah anda mau terus-menerus was-was, curiga, dan mengembangkan pemikiran negatif? Apakah anda mau senantiasa di dalam kutuk karena dosa? 

Ilustrasi

George Budrek, editor New York Tribun dijatuhi hukuman berat oleh karena menolak mengungkapkan sumber berita yang diterbitkannya. Hal ini tentu mengakibatkan adanya perdebatan di Amerika Serikat. Presiden Wodrow Wilson kemudian memutuskan untuk mengampuni George Budrek. Namun, yang mengejutkan adalah George Budrek menolak  pengampunan dari Wodrow Wilson. 

Pengakuan dosa bukan hanya penting di hadapan manusia. Pengakuan dosa juga bukan untuk diri sendiri. Pengakuan dosa juga sangat penting di hadapan Tuhan. 

Mari kita baca, 1 Yoh 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Pengampunan dosa di dalam kekristenan adalah pengampunan dosa yang multi dimensi. Kita harus mengampuni diri sendiri, minta ampun dan mengampuni orang lain sertaminta ampun serta diampuni oleh Tuhan. Agar kita diampuni, maka kita harus terlebih dahulu mengampuni. Karena kalau kita mengampuni maka kita juga akan diampuni. 

renungan: Sudahkah kita mengakui dosa, kesalahan, kejahatan, dan keburukan kita kepada sesama dan kepada Tuhan? Sudahkah kita mengampuni diri sendiri, minta ampun dan mengampuni orang lain, minta ampun dan diampuni oleh Tuhan?

#3.Masalah dapat diselesaikan dengan restitusi (Kej. 43:22-23)

Kej 43:22 Uang lain kami bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami." Kej 43:23 Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka. 

Restitusi adalah (1) ganti kerugian; pembayaran kembali; (2) penyerahan bagian pembayaran yang masih bersisa. Restitusi adalah pengembalian kembali, pembayaran ganti rugi, dan pengembalian kepada yang berhak.

Saudara-saudara Yusuf mengakui uang yang terdapat di dalam karung mereka. Oleh karena itu, mereka berketetapan hati untuk mengembalikan uang yang seharusnya merupakan ganti bahan makanan yang diperoleh. 

Restitusi adalah konsep yang alkitabiah. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyatakan urgensi restitusi dosa.

Imamat 6:2-5 menyatakan situasi dimana barang yang dicuri dikembalikan, dan ditambah seperlima dari nilainya. Restitusi diberikan kepada pemilik barang yang dicuri beserta dengan tambahan 20% dari nilai barang.

Lukas 19:8-10 "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan,setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.' Restitusi diberikan oleh Zakeus adalah setengah dari miliknya dan ditambah dengan 4 kali lipat bila terdapat pemerasan!

Ilustrasi

Tony Spence, dari Port Moody, British Columbia, meminjam “A Confederate General from Big Sur” dari Tooting Library, London selatan, pada awal 1974. Pada 2022 dia baru mengembalikan buku itu ke Perpusatakaan Wandsworth di Tooting, London, Inggris. Port Moody, dekat Vancouver, Kanada berjarak lebih dari 7.500 km dari Tooting.

Denda atas keterlambatan pengembalian buku itu mencapai £6.170,85 atau sekira Rp112 juta. Untungnya perpustakaan hanya mematok denda keterlambatan sebesar £8,50 atau sekira Rp154 ribu.

Masalah dapat dituntaskan dengan restitusi.Masalah dapat diselesaikan dengan pembayaran kembali kerugian pihak lain. Masalah dapat diatasi dengan cara mengembalikan sesuatu kepada orang yang berhak. Masalah dapat dihadapi dengan cara pandang yang benar dan menyeluruh.

Mungkin bagi sebagian orang, masalah pengembalian buku hanya masalah kecil sehingga dapat diabaikan. Mungkin bagi sebagian orang pengembalian buku hanya masalah sepele yang tidak signifikan. 

Tetapi, bagi Tuhan restitusi tetaplah restitusi. Pengembalian adalah pembayaran kembali, pembayaran kerugian, dan pembayaran denda.

Mari kita baca, Mat 22:21, "Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar  apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." 

Renungan: Adakah masalah yang harus kita selesaikan dengan restitusi? Apakah masalah restitusi ini belum terselesaikan dengan baik? 

Kesimpulan

Mengatasi masalah dengan benar adalah mengatasi masalah secara komprehensif. 

Masalah yang belum dibereskan tidak akan pernah beres. Masalah dapat diselesaikan dengan pengakuan kesalahan. Masalah dapat diselesaikan dengan restitusi atau pembayaran kerugian kembali.

Bagaimana cara pandang anda terhadap cara mengatasi masalah dengan benar? Apakah sudah ada pemberesan yang nyata yang dapat dilakukan? Tuhan Yesus memberkati orang-orang jujur, baik hati, dan mau mengakui dosa dan kesalahannya. (Yogyakarta, Amen Ministry)