Jumat, 30 September 2022

Ciri-Ciri Manusia Yang Hidup

                                     
khotbah-renungan-kristen-ciri-ciri-manusia-yang-hidup

 Nats Bacaan: Penghotbah 9:4-5

Shalom....! Judul renungan kita hari ini adalah Ciri-ciri Manusia Yang Hidup

Pernahkah anda melihat mayat yang bisa berjalan? Pernahkah anda melihat mayat yang ikut serta menjadi bagian dari komunitas masyarakat?

Lahir 1910, meninggal tahun 2010, dimakamkan pada tahun 2070. Menurut anda, apakah pernyataan ini salah, tidak mungkin, dan tidak pernah akan terjadi?

Pemilihan tahun kelahiran sengaja dibuat 1910, supaya tidak ada di antara anda yang membaca renungan ini yang tersinggung. Pemilihan tahun 2010 didesain secara matang, sehingga sudah menjadi masa lalu. Pemilihan tahun 2070 dinyatakan karena merupakan waktu yang masih panjang. 

Terdapat perbedaan yang jelas antara kelahiran, kehidupan dan kematian. Namun, kontras terjadi karena antara waktu kematian dan waktu pemakaman memiliki selisih waktu yang sangat panjang.

Mengapa? Karena orang ini sebenarnya telah kehilangan harapan, tidak punya keinginan hidup, dan hanya sekedar hidup. Sejak tahun 2010, orang ini sudah menjadi mayat hidup yang berjalan ke sana kemari tanpa arah dan tujuan yang jelas. Secara fisik masih hidup, tetapi secara rohani sudah mati!

Ciri-ciri Manusia Yang Hidup

Nats Renungan kita hari ini diambil dari Pengkhotbah 9:4-5.

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup, mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Karena orang-orang  hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tidak tahu apa-apa, tidak ada lagi upah bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ciri-ciri adalah tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Ciri-ciri adalah indikasi, petunjuk dan tanda-tanda khas yang membedakan antara sesuatu dengan yang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hidup adalah  (1) masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. (2) bertempat tinggal (diam). (3) mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu. (4) beroleh (mendapat) rezeki dengan jalan sesuatu. (5) berlangsung (ada) karena sesuatu. (6) tetap ada (tidak hilang). (7) masih berjalan.(8) tetap menyala. tetap bergerak terus (9) masih tetap dipakai.ramai (tidak sepi dan sebagainya).(10)seakan-akan bernyawa atau benar-benar tampak seperti keadaan sesungguhnya.(11) seruan yang menyatakan harapan mudah-mudahan tetap selamat.

Pertanyaannya kemudian adalah Apakah Ciri-ciri Manusia Yang Hidup Itu? Apakah ciri-ciri manusia yang hidup itu melekat pada anda dan saya? Apakah saudara dan saya masih masuk kategori manusia yang hidup?

#1. Ciri-Ciri Manusia Yang Hidup: Mempunyai Harapan.(Pengkhotbah 9:4)

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup, mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati.

Apakah harapan itu?  Harapan adalah sesuatu yang (dapat) diharapkan. Harapan adalah keinginan. Harapan adalah orang yang diharapkan atau dipercaya. 

Harapan menunjukkan bahwa kita masih memiliki sesuatu keinginan, tujuan, cita-cita, dan hasrat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik. Harapan yang dipupuk,dikembangkan, dan diperjuangkan dengan aksi nyata menunjukkan bahwa kita masih hidup dengan baik.

Harapan di dalam kehidupan kekristenan adalah harapan yang luar biasa. Mengapa? Karena pengharapan kita bukan sekedar hanya selama di dalam hidup ini saja. Pengharapan kita menjangkau kehidupan yang akan datang yaitu masa kekekalan.

Mari kita baca 1 Kor 15: 19,"Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia."

Jadi, bila hanya dalam hidup ini  saja kita menaruh pengharapan pada Kristus, justru kita adalah orang yang paling malang dari segala manusia!

Malang artinya mesakke tenan, kasihan banget. Paling malang juga berarti apes,  apes, buntung , celaka, nelangsa, selalu gagal, sial.  

Apakah anda mau menjadi orang yang buntung, celaka, sial, apes, nelangsa, dan selalu gagal terus? Jika tidak, maka kembangkanlah pengharapan  pada Tuhan Yesus Kristus! Sauh pengharapan kita bukan hanya di dunia ini saja, tetapi menjangkau hingga hidup di kekekalan. Tuhan Yesus Kristus tetaplah sumber pengharapan kita yang sejati.

Mari kita baca: Yesaya 2:22  "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"

Anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati.

Pernyataan ini sangat keras, tegas, dan lugas. Sekuat, segagah, dan sehebat apapun anda, bila anda tidak memiliki pengharapan maka anda tidak termasuk orang hidup! Ya, anda mungkin masih hidup. Tapi sudah seperti mayat hidup!

Secerdas, sepintar, sepandai siapappun anda, bila anda tidak memiliki pengharapan kepada Kristus, maka anda tidak termasuk orang hidup! Ya, anda mungkin masih hidup, tetapi tidak bergairah lagi untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup.

Dalam perspektif Israel, anjing itu adalah binatang yang nazis dan haram. Sebaliknya, singa merupakan gambaran yang menyatakan sifat yang berani, buas, gagah, sangat kuat, dan tangkas.

Jadi, Penghotbah sedang menyatakan bahwa senajis, sekotor, atau sejahat apapun kita selama itu dilakukan untuk mempertahankan hidup,maka hal itu lebih baik daripada orang yang merasa gagah, tangkas, dan kuat tetapi sudah kehilangan pengharapan. 

Pernyataan kontras Penghotbah ini tentu tidak boleh disalahartikan. Kita tidak boleh membenarkan diri atas kejahatan, keburukan, dan kebejatan kita! Maksud pernyataan Penghotbah adalah mengkontraskan antara ciri manusia yang hidup dan manusia yang sebenarnya sudah mati meskipun secara fisik masih hidup.

Ratapan 3:25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Renungan: Masihkah anda mengembangkan pengharapan pada kehidupan yang lebih baik? Masihkah kita mengharapapkan Kristus menolong kita baik di dalam hidup ini dan di kekekalan?

#2. Ciri-Ciri Manusia Yang Hidup: Tahu Akan Mati (Pengkhotbah 9:5a)

 Karena orang-orang  hidup tahu bahwa mereka akan mati...

Ya, ciri-ciri manusia yang hidup adalah tahu bahwa ia akan mati. Hidup ini hanya  sementara, cepat berlalu, dan seperti uap. Hidup ini terbatas, ada durasi, dan masa expired-nya.

Hidup ini mung mampir ngombe! Hidup hanya sebentar saja!

Kita harus sadar bahwa pada saatnya kelak setiap orang akan mati. Begitulah hukum kehidupan. Setiap orang akan mengalami kematian.

Cepat atau lambat. Suka atau tidak suka. Mau atau tidak mau. Setiap orang akan mati secara fisik!

Tahu bahwa kita akan mati merupakan pemahaman  yang harus kita renungkan secara  mendalam. Fakta ini menunjukkan bahwa kita memiliki batas, masa, dan waktu untuk hidup.

Mazmur 90:10 mengatakan "Masa hidup kami tujuh puluh tahun  dan jika kami kuat, delapan puluh  tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."

Dengan menggunakan dasar ini, kira-kira berapa tahun lagi anda akan hidup di dunia ini? Jika umur kita belum 70 tahun bukan berarti kita masih bisa hidup secara tidak bertanggungjawab. Mengapa? Karena masa hidup kita di dunia ini bukan berdasarkan urut-urutan usia! Ada orang yang meninggal pada masa muda. Ada yang meninggal pada masa setengah tua. Dan, ada yang dipanggil Tuhan pada masa tua.

Pertanyaan yang harus kita kembangkan adalah bekal apa yang kita sudah persiapkan untuk hidup di dalam kekekalan? 

Ingatlah, bahwa semua perkataan, pemikiran, dan perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan! Ingatlah bahwa semua kebaikan, keburukan, dan keberadaan kita akan dipertanggungjawabkan! 

Masa hidup kita di dunia ini memang terbatas. Tetapi, tahukah anda bahwa masa hidup di kekekalan adalah selama-lamanya? 

Pernahkah anda mendengar lagu:Hidup ini adalah kesempatan? Ya, pesan lagu itu harus menjadi prinsip hidup kita.

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri
Hidup ini hanya sementara

Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
    

Renungan: Bagaimana cara kita berpikir, bertindak dan bersikap kalau kita tahu hidup akan segera berakhir? Masihkah kita terus-menerus mengejar kekayaan, hidup semaunya, atau kita akan menggunakan hidup sebagai kesempatan untuk investasi kekekalan?

#3. Ciri-Ciri Manusia Yang Hidup: Tahu Bagiannya (Pengkhotbah 9:5b)

Tetapi orang yang mati tidak tahu apa-apa, tidak ada lagi upah bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.

Selama kita hidup kita tahu banyak hal akan kehidupan ini. Selama kita bekerja kita mendapatkan upah. Selama kita hidup kita memiliki kenangan dan dikenang oleh orang.

Selama kita hidup kita memiliki bagian, hak, dan kewajiban yang melekat. Selama kita hidup kita bertanggungjawab atas apa yang kita perbuat dengan waktu, bakat, dan kesempatan yang kita miliki.

Upah disebutkan sebanyak 28 kali di dalam Alkitab. Kata  upah muncul dengan  pengertian upah secara umum. Upah secara personal: upahku, upahmu, upah jerih payah-Nya. Upah juga diartikan sebagai ganjaran, biaya, rejeki, untung, dan sewa.

Selama kita melakukan bagian kita, Tuhan pun akan memberikan ganjaran upah atas apa yang kita lakukan. 

Selama kita mengerjakan bagian kita, Tuhan juga akan mengerjakan bagianNya untuk menghargai apa yang kita sudah kerjakan. 

Seorang yang kaya raya pernah mengundang seorang hamba Tuhan dalam perjamuan makan malam peresmian perusahaan baru. Pada saat itu, pebisnis ini menyampaikan kebanggaannya karena sukses memiliki harta yang melimpah. 

Pebisnis sukses ini menunjukan ke arah utara, selatan, timur dan barat. Hampir di semua wilayah itu dia memiliki properti dan perusahaan yang sukses.

Hamba Tuhan kemudian mengajukan pertanyaan," Tuan. Semua harta kekayaan telah tuan miliki di berbagai penjuru bumi. Tapi, sudahkah Tuan,memiliki harta kekayaan di sorga?" Hamba Tuhan menunjuk ke arah atas untuk mempertegas maksud pertanyaannya.

Sang pebisnis hanya terdiam. Karena memang selama ini,dia hanya memiliki kekayaan di dunia ini. Tetapi, di sana, di atas sana, di sorga, dia bahkan belum memiliki apa-apa!

Mari kita renungkan, Mat 16:26," Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"

Ya, apa gunanya memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa? 

Rat 3:24 "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.

Ya, dengan memiliki Tuhan sebagai bagian, upah, porsi, dan ganjaran kita, maka kita akan  mendapatkan keselamatan kita.Ya, dengan mengetahui bahwa kita memiliki bagian, rezeki, upah, dan untung dari Tuhan maka hal itu sudah lebih dari cukup!

Kolose 3:23-24 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian  yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya"

Renungan: apakah kita sudah tahu bahagian, upah, untung, dan rezeki dengan hidup mengiring Tuhan? Sudahkah kita menginvestasikan waktu, potensi, harta, dan hidup kita untuk kemuliaan Tuhan?

Penutup

Ciri-ciri manusia yang hidup adalah memiliki harapan, tahu akan mati, dan tahu bahagiannya. Dengan mengembangkan pengharapan pada sumber pengharapan kita kepada Tuhan Yesus Kristus, baik selama kita hidup dan pada masa kekal, maka kita termasuk orang yang paling beruntung!

Paham bahwa kita akan mati akan membuat kita hidup secara bertanggung jawab dalam setiap aspek dalam hidup kita. Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat!

Dengan mengetahui bahwa kita akan mendapatkan upah, rezeki, dan bagian khusus dari Tuhan, maka sudah sepantasnya kita hidup dengan lebih memuliakan Tuhan. Kita harus mengerjakan bagian kita sehingga Tuhan juga melakukan bagianNya.   

Sudahkah kita memiliki ciri-ciri manusia yang hidup? Tuhan Yesus memberkati! Yogyakarta, Amen Ministry.

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar