Jumat, 21 Oktober 2022

Cara Keluar Dari Krisis

Nats Bacaan: Kej 43:11-14

Syalom, bagaimana kabarnya Bapak/Ibu?

Tolong angkat tangan bagi anda yang tidak memiliki masalah saat ini. Apakah ada Bpk/Ibu yang mengangkat tangan?

Tolong letakkan tangan anda di dada, bila anda memiliki masalah saat ini. Apakah ada Bpk/Ibu yang tidak meletakkan tangannya di dada?

Selama kita hidup selama itu pula masih ada masalah. Mungkin perbedaan di antara kita adalah besar kecilnya masalah yang kita hadapi satu sama lain. 

Kejadian 43:11-14

Kej 43:11 Lalu Israel,ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. 43:12 Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. 43:13 Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu. 43:14 Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!

Judul renungan kita adalah Cara Keluar Dari Masalah. 

Mengapa kita harus paham cara mengatasi masalah? Karena masalah yang terjadi harus dihadapi. Tanpa diselesaikan maka masalah justru akan semakin bertumpuk dan lebih sulit untuk dituntaskan.

Cara Keluar dari Krisis ini adalah solusi jitu yang disampaikan oleh Israel, sang pangeran Allah. Kejadian 43 mencatat bahwa Israel dipanggil sebagai Israel, sementara di pasal lainnya, nama Israel dan Yakup digunakan saling menggantikan.

Bagaimana cara keluar dari krisis? Bagaimana cara keluar dari masalah sulit?

#1. Jangan beri yang biasa-biasa saja (Kej 43:11)

Kej 43:11 Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. 

Jika demikian, perbuatlah begini…! Inilah solusinya. Inilah keputusan Israel!

Ambillah hasil terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan….

  • Sedikit balsam

  • Sedikit madu

  • Damar dan damar ladan

  • Buah kemiri dan buah badam

Dalam situasi krisis, Justru Israel memutuskan untuk memberi persembahan yang lebih daripada orang lain.

Dalam situasi kelaparan, Israel justru merekomendasikan untuk memberi yang terbaik.

Dalam situasi kesusahan, Israel justru memberikan jalan keluar yang lain dari biasanya.

Dalam kondisi pelik, Israel justru memutuskan untuk memberikan persembahan ekstra.

Tentu, keputusan ini bukanlah keputusan populer di masa susah. Tapi, pilihan inilah yang diambil oleh Israel sebagai cara keluar dari krisis.

Para orang bijak mengatakan:

Kalau anda memberikan apa yang biasa anda berikan,maka anda akan mendapatkan apa yang biasa anda dapatkan.

Kalau anda memberikan lebih dari biasanya, maka anda akan memperoleh lebih dari biasanya.

Apakah anda setuju dengan pendapat ini? Mari kita aplikasikan ke dalam aktivitas keseharian kita.

Kalau kita hanya belajar sebagaimana orang biasa, maka kita akan menjadi  pintar sebagaimana orang biasa.

Kalau kita bekerja lebih dari biasanya, maka kita akan memperoleh lebih dari biasa.

 Ilustrasi: Janda Sarfat dan Elia

Janda di Sarfat memberikan lebih dari biasanya. Janda Sarfat memberikan terlebih dahulu kepada Elia. Dalam keadaan kelaparan, hanya memiliki sedikit makanan yang cukup untuk dua orang, bahkan setelah itu habis, maka kematian sudah di depan mata. Tetapi, Janda Sarfat memutuskan untuk memberikan yang terbaik!

Tolong katakan kepada orang yang ada di sebelah kananmu,”Jangan beri yang biasa-biasa saja!” Sekarang, tolong yang tadi mendapatkan pesan itu, berkata,” Kamu juga jangan beri yang biasa-biasa saja ya.”

Mari kita baca  1 Raja-raja 17: 11-16.

17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." 17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. 17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Bagaimana menurut anda? Apakah solusi Israel hanya pernah efektif pada keluarganya?

Fakta bahwa Janda Sarfat memutuskan untuk memberikan yang terbaik kepada Elia, membuktikan bahwa solusi ini tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan. Janda Sarfat akhirnya menikmati tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak berkurang!

Mat 5: 41  5:41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Keputusan untuk memberi lebih dari yang diminta, lebih dari biasanya,  ekstra tambahan tidak akan pernah akan mengecewakan.

Renungan: Apakah kita sudah memberi lebih dari biasanya, bekerja ekstra, dan memberikan tambahan dalam pekerjaan, pelayanan,dan kehidupan kita?

Jadi, cara keluar dari krisis yang pertama adalah “Jangan beri yang biasa-biasa saja.”

cara keluar dari krisis
cara keluar dari krisis

 #2.Jangan ragu akui kekhilafan (Kej 43: 12)

Kej 43:12 Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan.

Mungkin itu Kekhilafan.

Kekhilafan berarti kekeliruan atau kesalahan yang tidak disengaja.

Bagi Israel, bisa jadi bahwa uang yang ada di dalam karung adalah sesuatu kekeliruan. Uang yang ada di dalam karung adalah sesuatu yang tidak sengaja. Uang di dalam karung adalah kesalahan yang tidak disadari oleh para pegawai Yusuf.

Faktanya, uang di dalam karung adalah kesengajaan. Uang di dalam karung adalah perbuatan yang diperintahkan oelh Yusuf sendiri. Uang di dalam karung adalah sebuah keputusan yang diambil Yusuf untuk saudara-saudaranya.

Berani mengakui kekhilafan orang lain adalah keputusan yang menyembuhkan. Berani mengakui kekeliruan pribadi adalah solusi yang menenangkan. Berani mengakui kesalahan adalah solusi yang menguntungkan.

Mari kita baca bersama Amsal 28:13,”Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."

Apakah anda mau mengalami kehidupan yang tidak beruntung? Apakah anda mau menjalani hidup dengan tidak disayangi?

Jadi, kehidupan yang beruntung dapat dimulai dengan mengakui kesalahan. Kehidupan yang disayangi oleh orang lain juga dapat dimulai dengan pengakuan atas kekeliruan.

Kita akan disayangi oleh Tuhan karena kita mengakui pelanggaran, dosa, dan kejahatan kita.

Kita akan beruntung karena Tuhan memberkati orang yang mengakui kesalahan, kekeliruan, dan kekhilafan.

Mau jadi orang yang beruntung? Jangan ragu akui kekhilafan.

Mau jadi orang yang disayangi? Jangan ragu akui kekhilafan.

Pepatah bijak mengatakan,” Bukan masalah siapa yang benar atau siapa yang salah. Tetapi keputusan untuk mengakui kesalahan dan kesalahpahaman akan lebih baik untuk mengatasi permasalahan.

Ilustrasi: Orang Jujur

Halimah, seorang petugas cleaning service menemukan cek senilai Rp 35,5 milyar di Bandara Soekarno-Hatta. Bukannya mengambil, justru Halimah menyerahkan penemuan ini kepada atasannya.

Jubaidi, seorang kakek yang bekerja sebagai pemungut sampah, menemukan karung berisi uang Rp 20 juta. Bukannya mengambil, malah menyerahkan kepada pihak kepolisian yang kemudian berhasil menemukan pemilik uang.

Siapa sih yang tidak butuh uang? Siapa sih yang tidak kepingin punya uang banyak?

Tetapi, memiliki uang dengan cara merugikan orang lain bukanlah keuntungan. Memiliki uang yang diperoleh dengan mengambil hak orang lain bukanlah sesuatu yang benar untuk dilakukan.

Renungan: Apakah kita berani mengakui kekhilafan pribadi, kekeliruan orang lain, dan kesalahan di hadapan Tuhan?

Cara keluar dari masalah adalah jangan ragu mengakui kekhilafan!

#3.Jangan lupa tepati janji (Kej.43:13)

Kej 43:13 Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.

Untuk membuktikan diri sebagai orang jujur, anak-anak Israel harus kembali ke Mesir dengan membawa Benyamin.

Untuk membuktikan perkataan mereka dapat dipercaya, anak-anak Israel harus membawa Benyamin, sehingga Simeon yang di kerangkeng sebagai jaminan, bisa dikeluarkan dari penjara.

Janji adalah perkataan yang menyatakan kesiapan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Janji adalah pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap ketentuan yang harus ditepati atau dipenuhi.

Janji adalah sesuatu yang harus dibayar, dipenuhi dan dipertanggungjawabkan.

Ada harga yang harus dibayar ketika janji tidak ditepati. Ada harga yang harus dibayar untuk menepati janji.

Apakah anda pernah mengucapkan janji kepada seseorang? Apakah anda pernah berjanji di hadapan Tuhan?

Bagi orang yang suka mengumbar perkataan, janji itu bagaikan hal murahan. Semudah mengucapkan janji, semudah itu pula melupakan janji.

Namun, bagi orang yang memiliki integritas, janji adalah perkataan yang harus ditepati, harus dilunasi, dan harus dipenuhi.

Daud dan Yonatan mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud bukan hanya memegang perjanjian itu, namun juga menepati janjinya!

Apakah anda pernah dengar salah satu syair lagu Rhoma Irama,”Kau yang berjanji kau yang mengingkari, Kau yang mulai kau yang mengakhiri?”

Ilustrasi: Janji Seorang Ayah

Gempa di wilayah barat laut Armenia pada tanggal 7 desember 1988 menyebabkan 25.000 orang meninggal dunia. Namun di tengah situasi berat ini, muncul kisah yang menginspirasi tentang janji yang ditepati.

Seorang ayah yang tidak menemukan anaknya, memutuskan untuk mencari sang anak di puing-puing bangunan sekolah.

Dia seringkali berkata kepada putranya,”Tidak peduli dalam situasi apapun,ayah akan selalu ada di sisimu saat kau membutuhkan ayah.”

Dia melakukan penggalian sendiri tanpa bantuan pihak lain untuk menemukan putranya. Berbagai pihak mencoba menghalangi, mengusir dan meminta agar dia pulang, karena kemungkinan besar anaknya sudah menjadi korban di reruntuhan bangunan.

Namun, keputusan untuk memegang janji kepada sang anak tetap dipegang teguh olehnya.

Tidak mudah untuk mengurai reruntuhan sendirian. Apalagi dengan menggunakan alat seadanya. Tetapi, setelah 38 jam upaya pencarian, akhirnya titik terang hadir dengan luar biasa.

Teriakan, “Ini Armand, Ayah!” terdengar sayup-sayup ketika dia mengangkat bongkahan batu. Sang ayah akhirnya menemukan anaknya masih hidup.

Armand berhasil bertahan di tengah reruntuhan karena percaya akan janji ayahnya. Sementara,sang ayah berjuang sendirian untuk menepati janji untuk anaknya.

Hana menepati janji dengan mempersembahkan Samuel sebagai pelayan Tuhan!

Mat 12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. 

Renungan: bagaimana dengan kita, sudahkah kita menepati janji kepada diri sendiri, orang lain dan Tuhan?

cara keluar dari krisis amen ministry
Cara Keluar Dari Krisis

 #4. Jangan takut hadapi resiko (Kej 43:14)

Kej 43:14 Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!

Ada  resiko Israel akan kehilangan Simeon jika tidak mengizinkan Benyamin untuk ikut serta ke Mesir. Ada resiko Israel akan mati kelaparan jika tidak mengizinkan Benyamin untuk pergi. Ada resiko Israel bisa jadi akan kehilangan anak-anaknya bila menepati janji.

Ada resiko jika tidak memenuhi janji. Ada resiko dengan memenuhi janji.

Resiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.

Resiko adalah suatu kondisi yang belum pasti, tetapi mengandung unsur bahaya sebagai akibat atau konsekuensi dari sesuatu.

Jangan takut menghadapi resiko adalah pilihan terbaik untuk keluar dari masalah. Keputusan ini adalah sebuah pilihan yang sudah memperhitungkan konsekuensi yang akan diperoleh.

Keputusan untuk menghadapi resiko dapat mengakibatkan kehancuran. Keputusan untuk menghadapi resiko juga bisa mengakibatkan kesuksesan.

Keputusan mengambil resiko bisa mengakibatkan kerugian. Keputusan untuk mengambil resiko juga dapat menghasilkan keuntungan.

  • Biarkan kapal berlabuh di pelabuhan, maka resiko rusak juga ada.

  • Ada resiko kapal akan terhantam ombak jika berlayar di lautan, tetapi kapal diciptakan untuk mengarungi lautan.

  • Biarkan pesawat hanya tinggal di hangar, maka resiko rusak juga besar.

  • Ada resiko pesawat akan menghadapi angin badai, tetapi pesawat diciptakan untuk melintasi udara.

Israel memutuskan untuk mengambil resiko.Israel memutuskan untuk menghadapi resiko. Israel memutuskan untuk membawa Benyamin beserta anak-anaknya yang lain.

Mengenai aku ini, bila terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!”

Hidup ini memang penuh resiko. Tetapi orang yang tidak berani mengambil resiko juga memiliki resiko.

Ketika kita mengambil keputusan untuk maju, maka resiko gagal dan tepat menanti di hadapan mata.

Ketika kita mengambil keputusan untuk mundur, maka resiko gagal sudah pasti terjadi.

Jadi, cara keluar dari krisis yang terbaik adalah dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

Jangan takut menghadapi resiko dengan keputusan menghadapi resiko berarti meningkatkan peluang 50 %: 50% untuk berhasil atau gagal. Sebaliknya, keputusan untuk mundur atau tidak melakukan apa-apa tanp menghadapi resiko justru memastikan kegagalan sebesar 100%.

Mau keluar dari krisis, kesusahan, dan kegagalan? Ambil keputusan dengan berani menghadapi resiko!

Renungan: Sudahkah kita berani menghadapi resiko? Keputusan apakah yang harus kita ambil untuk mengatasi situasi?

Cara Keluar Dari Krisis- Penutup

Cara keluar dari krisis dapat ditempuh dengan keberanian untuk memberi lebih dari biasanya, mengakui kekhilafan, menepati janji, dan berani menghadapi resiko.

Memberi ekstra lebih di dalam pekerjaan, bisnis dan pelayanan dapat menjadi solusi atas masalah.

Mengakui kekhilafan pribadi, orang lain dan di hadapan Tuhan akan membuat kita disayangi dan beruntung.

Keberanian memegang janji dengan menepati janji membuat integritas kita lebih baik.

Keputusan menghadapi resiko akan meningkatkan peluang sukses di dalam semua aspek di dalamm hidup kita?

Apakah anda mau mempraktekkan cara keluar dari Krisis? Tuhan Memberkati kita semua, amin! (Amen Ministry --- Yogyakarta 2022)

 

 

0 komentar:

Posting Komentar